Sukab ingin Jadi Tentara (Adegan 3)

Adaptasi cerpen Sukab ingin Jadi Tentara karya Seno Gumira Ajidarma.


ADEGAN 3


LATAR SEBUAH HALTE BUS. DI SISI HALTE LAPAK PEDAGANG KORAN.

PANGGUNG MENERANG PERLAHAN. TAMPAK BEBERAPA ORANG TENGAH MENUNGGU BUS. SUKAB DAN TEMAN-TEMANNYA JUGA ADA DI SANA.

TEMAN 1

Ente memang ajaib Kab, dengan otak seperti ente punya itu, ente bisa masuk I-Te-Be, jadi insinyur, kerja di Pertamina, lantas jadi kaya. Ente bisa masuk UI, jadi entah apa, kek, pokoknya UI, lantas juga jadi kaya. Malah ente sebenarnya kan pernah ditawarin pemandu bakat dari Harvard, toh? Supaya ambil program Em-Bi-E? Sudahlah, ngapain ente jadi tentara, ngos-ngosan lari-lari membawa beban tiap hari. Nanti kalau lulus Em-Bi-E, kerja aje ame gue, Babe udah janji kasih beberapa perusahaan, seperti nyang udah dikasih ama kakak­-kakak gue. Ayolah Kab, pokoknya tajir, deh! Tajiiiirrrr!

SUKAB

Gue kagak pengin jadi Em-Bi-E, gue ingin jadi tentara.

TEMANNYA YANG BICARA PANJANG LEBAR ITU MENGGELENG-GELENNGKAN KEPALA.

TEMAN 1

(berkata kepada teman-teman Sukab yang lain)
Kalian dengar tidak? Ajaib kagak, tuh?

TEMAN 2

(mendekati Sukab)
Kali lu pengin berkelahi melulu, ya, Kab?

SUKAB MENGGELENG.

TEMAN 3

Pengin pakai baju seragam yang ada pangkatnya?

SUKAB MULAI KESAL.

TEMAN 4

Pengin jadi jenderal begitu? Pengin jadi bos?

TERDENGAR SUARA BIS KOTA YANG KERNETNYA TAMPAK JAGOAN BERHENTI DI HALTE ITU.

SUARA

Minal! Minal! Minal!

TEMAN 1

Naik, yuk!

MEREKA BERANJAK DARI HALTE DAN BERLARI KELUAR PANGGUNG. SALAH SEORANG TEMAN SUKAN MENOLEH KE ARAH SUKAB.

TEMAN 4

Selamat tinggal Sukab, selamat bermimpi jadi tentara. Mudah­-mudahan terkabul cita-citamu terjun ke medan perang.

SETELAH MEREKA PERGI, HALTE MENJADI AGAK SEPI. SUKAB TAK PERGI-PERGI DARI SITU. IA MELIHAT JALANAN SEMERAWUT, MACET, DAN TAK MENARIK.

SUKAB

(berkata pada diri sendiri)
Apakah masa depan akan menjadi lebih baik?

PARA TENTARA MASUK DENGAN BERBARIS RAPI. MEREKA SEDANG LARI SORE SAMBIL BERNYANYI. SUKAB MEMANDANGI MEREKA PENUH KEKAGUMAN.

PARA TENTARA

(menyanyikan lagu)
Maju tak gentar
Membela yang benar
Maju tak gentar
Hak kita diserang

Maju serentak
Mengusir penyerang
Maju serentak
Tentu kita kita menang

Reff :
Bergerak bergerak
Serentak menerkam
Menerjang terjang tak gentar

Tak gentar tak gentar
Menyerang menyerang
Majulah majulah menang

PARA TERUS BERNYAYI SAMPAI MENGHILANG DARI PANDANGAN SUKAB. IA MASIH MEMANDANGI SAMBIL TERKAGUM-KAGUM.

SUKAB
Ah, seandainya aku ada bersama para tentara itu.

DI UJUNG JALAN, MUNCUL RATRI MENUNTUN SEPEDA. SUKAB MEMANG MENUNGGU RATRI DI SITU, TIDAK MENUNGGU BIS.

RATRI

Sukab!

SUKAB MENOLEH KE ARAH RATRI. TERSENYUM. KEMUDIAN BERLARI MENGHAMPIRI RATRI.

SUKAB
(memandang lagit)
Bagus ya langitnya?

RARTRI YANG SELALU MENUNDUK, MENDONGAKKAN KEPALA. TERSENYUM SAMBIL MEMANDANG SUKAB, LANTAS MENUNDUK LAGI.

RATRI

Ya, bagus, seperti hatimu.

SUKAB

Kamu dengar mereka bicara tentang aku?

RATRI

Guru juga membicarakan kamu di depan kelasku.

SUKAB

Guru? Di depan kelas?

RATRI

Ya, katanya kamu mau jadi tentara.”

SUKAB

Apa kata guru?

RATRI

Mereka bilang, belum pernah ada murid sekolah ini yang jadi tentara.

SUKAB

Menurut kamu bagaimana?

RATRI TIDAK SEGERA MENJAWAB.

SUKAB

Katakanlah padaku Ratri, menurut kamu bagaimana? Aku ingin mendengar pendapatmu.

RATRI

Pendapatku tidak akan mengubah apa-apa kan?

SUKAB

Memang tidak, tapi boleh dong aku tahu pendapatmu.

RATRI

Kenapa?

SUKAB

Kamu tidak ingin aku mendengar pendapatmu?

RATRI HANYA TERSENYUM.

RATRI

Aku tidak punya pendapat, sebelum aku tahu kenapa kamu ingin menjadi tentara.

SUKAB

Kenapa semua orang ingin tahu? Bukankah sudah jelas menjadi tentara itu sesuatu yang baik? Lihat saja sumpah prajurit itu, masak orang ingin bertanya lagi?

(Sukab membaca sumpah prajurit keras-keras)

Demi Allah saya bersumpah / berjanji :
  1. Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
  2. Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan.
  3. Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan.
  4. Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tentara dan Negara Republik Indonesia.
  5. Bahwa saya akan memegang segala rahasia Tentara sekeras-kerasnya.


RATRI

Semua orang ingin mendengar dari mulut kamu sendiri. Tujuan yang sebenarnya apa.

SUKAB

Kamu ingin tahu kenapa aku ingin jadi tentara, Ratri?

RATRI

Kenapa, sih?

SUKAB

Tidak apa-apa. (tertawa)

RATRI

Kok tertawa?

SUKAB TERTAWA LAGI.

RATRI

Aduuhhh udah, deh!

SUKAB TERTAWA TERUS DI TENGAH JALAN..

RATRI YANG JENGKEL TAK MAU MENUNGGU SUKAB YANG TERPINGKAL-PINGKAL. IA MENINGGALKANNYA TERPINGKAL-PINGKAL SENDIRI DI TENGAH JALAN.

SUKAB

Ratri! Tunggu!

SUKAB MENGEJAR, TAPI MASIH TERPINGKAL-PINGKAL.

RATRI

Kamu tidak usah mengantar aku. Aku bisa pulang sendiri.

SUKAB

Aduh Ratri, jangan marah, dong. Kamu mau kukasih tahu kan?

GADIS BERKEPANG DUA ITU BERHENTI. MATANYA YANG TAJAM MENEMBUS MALAM.

RATRI

Jadi, kamu mau bilang kenapa kamu pengin jadi tentara?

SUKAB

Iya, tapi aku harus membisikkannya di telingamu.

SUKAB MENDEKATI RATRI DAN MEMBISIKKAN SESUATU. LAMPU PERLAHAN MEREDUP SEBELUM GELAP SAMA SEKALI. TAK BERAPA LAMA LAMPU KEMBALI MENYALA. TAMPAK NARATOR TENGAH DUDUK DI HALTE. SUKAB DAN RATRI SUDAH TIDAK ADA DI SANA.

NARATOR

Begitulah. Sukab seorang pelajar teladan yang hebat itu ingin menjadi tentara. Dan.... (terdiam sebentar) Hanya Ratri yang tahu, kenapa Sukab ingin jadi tentara.

PANGGUNG GELAP


TAMAT


Share on Google Plus

About Denny Prabowo

Penulis, penyunting, penata letak, pedagang pakaian, dokumentator karya FLP, dan sederet identitas lain bisa dilekatkan kepadanya. Pernah bekerja sebagai Asisten Manajer Buku Sastra di Balai Pustaka. Pernah belajar di jurusan sastra Indonesia Unpak. Denny bisa dihubungi di e-mail sastradenny@gmail.com.

0 ulasan:

Catat Ulasan

Tinggalkan jejak sobat di sini