Ruang Mimpi



Pemuda itu selalu bermimpi saat tidur, bahkan ketika tertidur beberapa saat saja di kereta. Suatu malam, dia bermimpi punya perusahaan besar, punya istri secantik Dian Sastro, punya rumah seluas lapangan bola, dan punya segalanya. Namun, dia menjadi bosan dengan mimpi-mimpinya itu. Setiap malam, dia selalu masuk ke dalam mimpi itu-itu saja. Seperti apakah mimpi teman-temanku?

Malam itu, dia berniat kebur dari ruang mimpinya. Sebelum tidur, dia sempat memikirkan Cantika, mahasiswi tercantik di kampusnya. Ketika matanya terpejam, dia langsung ngeloyor ke ruang mimpi Cantika. Sialan! Di ruang mimpi itu, dia melihat Cantika sedang bercinta dengan satpam kampusnya. Dia buru-buru minggat dari mimpi Cantika, lalu masuk ke ruang mimpi dosen paling membosankan di kampusnya.

Ruang mimpi dosennya itu berwarna kelam, seperti ruang kamar yang ditinggalkan cahaya lampu. Dia menelusuri ruang gelap itu sambil meraba-raba. Tiba-tiba, tangannya menyentuh sesuatu. Seperti ... rambut? Dia terus meraba. Terasa di tangannya: mata, hidung, mulut. Dia mendekatkan wajahnya. Dosen paling membosankan itu sedang tidur sambil duduk di kursi kampus dalam ruang mimpinya. Betapa membosankan kehidupannya, ujarnya dalam hati. Saat itulah, dia teringat Dike yang seramai pasar malam.

Dia langsung menyusup ke ruang mimpi Dike. Teman sekelasnya itu mirip Dicky Adam, salah satu peserta X Factor. Di kampusnya, tidak ada mahasiswa segemulai Dike. Dia langsung membayangkan Taman Lawang di dalam ruang mimpi Dike. Rupanya, dia keliru besar! Dalam mimpi temannya itu, dia melihat Dike dan Cantika sedang bergandengan tangan. Mereka terlihat sangat mesra. Lagi-lagi, hatinya panas. Dia tidak pernah bisa memimpikan Cantika dalam mimpinya.

Martin lagi asyik main gitar saat dia masuk ke ruang mimpi vokalis band Tata Ruang itu, band paling tenar di kampusnya. Di kampusnya, tidak ada yang terlihat sejantan Martin. Jangan heran kalau banyak mahasiswi naksir Martin. Melihat dia dalam mimpinya, Martin sumringah. "Sudah lama aku menunggumu dalam mimpiku," katanya sambil mengedipkan mata dan memberi isyarat agar dia duduk di sisinya. Pemuda itu langsung membuka matanya. Sejak itu, dia tidak mau lagi masuk ke dalam ruang mimpi siapa pun.

bunga, 3/3/2015


Share on Google Plus

About Denny Prabowo

Penulis, penyunting, penata letak, pedagang pakaian, dokumentator karya FLP, dan sederet identitas lain bisa dilekatkan kepadanya. Pernah bekerja sebagai Asisten Manajer Buku Sastra di Balai Pustaka. Pernah belajar di jurusan sastra Indonesia Unpak. Denny bisa dihubungi di e-mail sastradenny@gmail.com.

0 ulasan:

Catat Ulasan

Tinggalkan jejak sobat di sini